![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy4hbQCh18i7-vQb8sE7wJpKG-Yl5GXY9rIIBjoMWx8rxmS6jppR39nNPlp5Wq7oL1oAzFLDj0qgUdxSM4XwbJCi99naAuMNrRlFje5pEqzGw_yBszdZhLfAw6a-qkvdJq0Yay7bXssQc/s320/R8iHNyfwgr.jpg)
Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Iwan Hermawan menyatakan, Kurikulum 2013 yang meniadakan mata pelajaran muatan lokal (mulok) akan berpengaruh tidak hanya kepada guru pengajar bahasa Sunda, tetapi juga kepada seluruh guru pengajar bahasa daerah di Indonesia dan mahasiswa yang mendalami bahasa daerah.
"Bukan guru bahasa sunda saja yang terancam, guru bahasa padang, Bali, Jawa, dan pengajar bahasa daerah lainnya di Indonesia juga terancam kehilangan pekerjaannya," kata Iwan, di sela aksi budaya menolak kurikulum 2013 di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Senin (31/12/2012).
Perubahan kurikulum, menurut Iwan, mereduksi mata pelajaran mulok khususnya pelajaran bahasa daerah. Kurikulum baru akan mengintegrasikan pelajaran bahasa daerah ke dalam pelajaran seni budaya dan olah raga. Dengan begitu, pengajar seni, budaya, dan olah raga akan disatukan. Maka selain mengancam guru bahasa daerah, Kurikulum 2013 juga mengancam guru pengajar mulok lainnya seperti guru bahasa inggris SD dan TIK.
Iwan mengimbuh, kurikulum baru ini akan mulai diberlakukan Juni 2013. Para guru mulok hanya memiliki enam bulan sebagai persiapan. "Persiapan enam bulan ini tidak akan cukup, maka kami menolak Kurikulum 2013," tegasnya.
Menurutnya, perubahan Kurikulum 2013 bukan inisiatif Kemendikbud. Iwan menuduh, ada desakan politis dalam penyusunan kurikulum ini.
"Ini karena kepentingan kapitalis yang diuntungkan penerbit karena nantinya ada buku pelajaran baru. Penyusunan kurikulum jelas merugikan, juga tidak melibatkan guru," tandasnya.
Seorang guru bahasa sunda dari Banten yang turut aksi menolak kurikulum, Deni, mengaku khawatir dengan adanya Kurikulum 2013. Dia khawatir bukan karena dirinya akan kehilangan pekerjaan, tetapi akan banyak guru yang jadi korban.
"Kurikulum 2013 jelas ini mengancam guru-guru mulok. Makanya saya ikut aksi," kata Deni, yang datang bersama beberapa guru bahasa daerah dari Banten. (wk/okezone)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !