JAKARTA, Wacanakampus.com - Putra-putri Universitas Diponegoro (Undip)
Semarang kembali menorehkan prestasi. Pasalnya keempat mahasiswa ini
berhasil lolos menuju babak final regional kompetisi bisnis di level
internasional.
Adalah Ana Zussiva, Fika Nurmala, Muhamad
Zainudin, dan Paramitha Susilo Budi Utari. Keempatnya berasal dari
jurusan yang sama, yakni Teknik Kimia, Fakultas Teknik Undip. Mereka
berhasil melaju ke babak Regional Final kompetisi bisnis internasional
Hult Global Case Challenge (HGCC) di Shanghai, China
Ajang
besutan Hult International Business School ini bertujuan mencari ide dan
solusi terhadap masalah global yang difokuskan dalam usaha pemutusan
rantai kemiskinan. Pemecahan mata rantai kemiskinan ini dilakukan
melalui tiga bidang yaitu Edukasi, Housing, dan Energy karena merupakan
kebutuhan vital penduduk dunia.
Paramitha Susilo Budi Utari pun
berbagi pengalamannya selama di Shanghai pada Februari lalu. Mita,
begitu dia biasa disapa mengatakan, pada kompetisi di Shanghai, Regional
Finalist diharuskan untuk memberikan inovasi bagi NGO partner mereka.
"Inovasi
itu tentang penyediaan rumah murah, energi murah, dan edukasi yang
terjangkau dalam skala bisnis. Ketiga NGO tersebut adalah Habitat For
Humanity, Solar Aid -Sunny Money, dan One Laptop per Child,” ujar Mita
seperti dikutip dari laman Undip, Minggu (1/4/2012).
Pada
kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut, lanjutnya, para
peserta mendapatkan kesempatan sharing dan case introducing dari
masing-masing NGO, serta ajang berkenalan dengan peserta dari berbagai
negara lainnya. Tidak hanya itu, peserta juga dapat berbagi pengalaman
dengan para juri yang nantinya akan menilai presentasi dari solusi yang
akan disampaikan keesokan harinya.
"Di hari kedua, masing-masing
tim diberikan private room dan campus ambassador untuk Cracking Case
selama enam jam sebelum mempresentasikan solusinya selama 12 menit di
hadapan juri bertaraf internasional (International World Class Judges),"
katanya menambahkan.
Anna Zussiva, sang ketua tim, menyebutkan,
pada babak Housing Track Challenge mereka diberikan tantangan menyusun
strategi bisnis untuk penyediaan rumah yang murah demi mencapai tujuan
NGO mereka, yaitu Habitat For Humanity. Sesuai goal yang diusung NGO
tersebut, yakni ‘Provide 10 millions housing for 50 millions people in
10 years!’ tiap tim mendapatkan waktu kami menawarkan bisnis rumah
dengan inovasi material yang murah.
“Pada malam puncak Regional
Final, berdasarkan penilaian dari tim juri, seluruh tim dari Indonesia
yang berkompetisi di hari itu belum ada yang berhasil lolos ke babak
selanjutnya,” ujar Anna.
Meski tidak dapat melaju ke babak
selanjutnya, Anna merasa bangga atas pencapaian yang telah diraihnya.
“Dalam setiap kompetisi pasti ada yang menjadi pemenang dan ada yang
kalah. Meski demikian, bagi kami, maju sebagai delegasi yang membawa
nama baik Indonesia, Jawa Tengah dan khususnya Uundip adalah suatu
kebanggaan tersendiri," tuturnya.
Dia menyebutkan, mendapat
berbagai pengalaman bermanfaat dari kompetisi tersebut. "Bertemu dan
menjalin relasi dengan orang-orang dari seluruh dunia, pengalaman
mengemukakan pendapat, dan menyampaikan solusi di hadapan juri yang
berasal dari berbagai negara akan menjadi bekal bagi kami untuk
menorehkan prestasi yang lebih tinggi lagi,” katanya menambahkan.
Ide
dan solusi yang terpilih sebagai pemenang pada kompetisi ini akan
diimplementasikan dengan dana total USD1 juta atau sekira Rp9,1 miliar
(Rp9.145 per USD). HGCC merupakan suatu ajang kompetisi tahunan yang
memiliki tiga tahapan, yaitu pendaftaran online, regional Final, dan
Grand Final.
HGCC 2012 diikuti oleh ribuan mahasiswa di lebih
dari 100 negara dan universitas ternama seperti Harvard Business School,
MIT Sloan, UCLA, Cambridge University, Stanford University, dan Hult
International Bussiness School.
Sumber : okezone.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !