Warga Kelurahan Tegur Wangi Kecamatan Dempo Utara, Kabupaten
Pagaralam beberapa hari ini dihebohkan dengan penemuan mata tombak yang
diduga terbuat dari emas. Mata tombak tersebut diperkirakan peninggalan
Kerajaan Sriwijaya.
Penemunya adalah Diyanto (40), warga Kelurahan Teger Wangi kecamatan
Dempo Utara, Diyanto menemukan mata tombak tersebut di kebun miliknya.
Saat sedang mencangkul di kebun kopi cangkulnya membentur benda keras.
Ketika digali ternyata benda tersebut mata tombak berukir naga dan
berwarna seperti emas. Mendapati hal tersebut, Diyanto langsung
membawanya pulang dan menyimpannya. Saat ditemukan, mata tombak tersebut
tidak lagi memiliki gagang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pagaralam, H
Sukaimi mengatakan saat tahu kabar itu ia langsung mendatangi Diyanto.
Ia pun mendata benda tersebut.
“Dilihat dari ukuran yang ada di mata tombak sepertinya benda tersebut merupakan peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya,” ujarnya.
Untuk memastikan berasal dari masa mana pihak Disbudpar akan mengirim
data tersebut ke Badan Arkeologi Sumsel sehingga bisa diketahui
umurnya.
“Demi keamanan kami tidak secara gamblang menerangkan alamat dan
penemunya. Sebab yang ditemukan tersebut yaitu tombak emas yang beratnya
sekitar 2 kilogram. Kami khawatir jika benda ini dipublikasikan secara
lengkap akan ada tangan-tangan jahil yang akan mencurinya,” jelasnya.
Informasi yang dihimpun Sripo menyebutkan, setelah menemukan benda
ini Diyanti langsung menyimpanya baik-baik sebab dikhawatirkan benda ini
akan hilang atau dicuri orang.
Petugas Balai Arkeologi (Balar) Palembang, Kristantina Indriastuti
mengatakan, jika dilihat dari bentuk dan tanda-tanda benda purbakala
yang ditemukan masyarakat tersebut diduga benda tersebut berasal dari
zaman awal Islam masuk ke Pagaralam. Biasanya benda tersebut digunakan
untuk benda pajangan bukan untuk perang.
“Ini benda pusaka atau hiasan saja bukan untuk berperang dan berburu.
Jika dilihat dari bentuknya benda tersebut bukan dari zaman Sriwijaya
atau sebelumnya tapi zaman awal Islam masuk ke Indonesia. Namun untuk
memastikannya harus dilakukan penelitian,” jelasnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !