DALAM kondisi pemerintahan yang sangat korup seperti
saat ini, semua institusi penegak hukum tidak ada yang bersih dari
korupsi. Bahkan lembaga negara dan kementerian yang seharusnya bebas
dari korupsi seperti Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), DPR, dan MA justru menjadi tempat yang aman
bagi para penjarah kekayaan negara.
Partai politik yang seharusnya menjadi tempat pencetak generasi pemimpin bangsa justru menjadi tempat pendidikan bagi calon-calon koruptor. Anak-anak muda yang sangat potensial menjadi pemimpin bangsa begitu masuk partai politik, tidak memerlukan waktu lama sudah menjadi koruptor yang hebat.
Masyarakat muak dengan situasi seperti ini, kalangan terdidik sudah mengkritik melalui semua saluran yang ada, bahkan tokoh-tokoh agama di negeri sudah bersuara keras dengan melempar pernyataan seperti "Ini negara garong", dan sebagainya. Namun pemerintah menutup telinga rapat-rapat, istana dipenuhi para pejabat “penjilat”, sehingga masyarakat membuat lelucon: "Kalau mau lihat lantai paling mengkilap di seluruh Indonesia, pergilah ke Istana Negara, karena lantainya setiap menit dijilati para petinggi negeri ini." Kritik dan saran dari para cerdik pandai diabaikan, pemimpin negeri ini menikmati sikap ABS para pembantunya, sehingga sudah tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi rakyatnya.
Hutan habis ditebangi, kekayaan tambang dibongkar habis. Harta yang tak terkira banyaknya yang diberikan oleh Allah swt, sejatinya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, namun hanya dinikmati oleh segelintir pengusaha hitam, pejabat dan keluarganya saja, sementara rakyat banyak yang hidup dalam kemiskinan dan kebodohan.
Untuk itulah rakyat memerlukan mahasiswa, sebagai intelektual muda, mahasiswa memiliki pengetahuan yang jauh lebih baik dari sebagian besar rakyat Indonesia. Sebagai kaum muda mereka memiliki nurani yang jauh lebih bersih dari para pejabat dan sebagai kaum muda mereka memiliki semangat dan keberanian yang luar biasa untuk mendobrak status quo yang menyengsarakan rakyat.
Kalau semua masukan dari cerdik pandai diabaikan oleh pemimpin negeri ini, maka saat ini presiden tidak lagi bisa mengabaikan aspirasi rakyat yang diwakili dan disuarakan para mahasiswa melalui demo besar-besaran. Gelombang demo yang dimotori mahasiswa berhasil menarik berbagai elemen masyarakat seperti kaum buruh dan tani yang hidupnya jauh dari sejahtera untuk ikut turun ke jalan.
Untuk itulah demo mahasiswa masih sangat diperlukan, dan sejarah di Indonesia telah mencatat bahwa demo mahasiswa selalu berhasil mendobrak status quo, bahkan menggulingkan para diktator. Semoga demo saat ini tidak membawa korban jiwa para mahasiswa, polisi bisa menjalankan tugasnya dengan baik, jangan perlakukan mahasiswa sebagai musuh karena merekalah calon-calon pemimpin bangsa. Semoga di antara mereka nanti akan lahir pemimpin yang memiliki hati nurani dan peka terhadap kondisi rakyatnya. Saya juga berdoa semoga SBY tidak meniru Asad dari Suriah yang tega membantai rakyatnya sendiri demi melanggengkan kekuasaannya.
Bravo mahasiswa, selamat berjuang semoga Allah swt selalu melindungi dan meridhoi kalian.
Salam dari Kampus IBII
DR. H Robert Sudaryono
Staf Pengajar
Partai politik yang seharusnya menjadi tempat pencetak generasi pemimpin bangsa justru menjadi tempat pendidikan bagi calon-calon koruptor. Anak-anak muda yang sangat potensial menjadi pemimpin bangsa begitu masuk partai politik, tidak memerlukan waktu lama sudah menjadi koruptor yang hebat.
Masyarakat muak dengan situasi seperti ini, kalangan terdidik sudah mengkritik melalui semua saluran yang ada, bahkan tokoh-tokoh agama di negeri sudah bersuara keras dengan melempar pernyataan seperti "Ini negara garong", dan sebagainya. Namun pemerintah menutup telinga rapat-rapat, istana dipenuhi para pejabat “penjilat”, sehingga masyarakat membuat lelucon: "Kalau mau lihat lantai paling mengkilap di seluruh Indonesia, pergilah ke Istana Negara, karena lantainya setiap menit dijilati para petinggi negeri ini." Kritik dan saran dari para cerdik pandai diabaikan, pemimpin negeri ini menikmati sikap ABS para pembantunya, sehingga sudah tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi rakyatnya.
Hutan habis ditebangi, kekayaan tambang dibongkar habis. Harta yang tak terkira banyaknya yang diberikan oleh Allah swt, sejatinya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, namun hanya dinikmati oleh segelintir pengusaha hitam, pejabat dan keluarganya saja, sementara rakyat banyak yang hidup dalam kemiskinan dan kebodohan.
Untuk itulah rakyat memerlukan mahasiswa, sebagai intelektual muda, mahasiswa memiliki pengetahuan yang jauh lebih baik dari sebagian besar rakyat Indonesia. Sebagai kaum muda mereka memiliki nurani yang jauh lebih bersih dari para pejabat dan sebagai kaum muda mereka memiliki semangat dan keberanian yang luar biasa untuk mendobrak status quo yang menyengsarakan rakyat.
Kalau semua masukan dari cerdik pandai diabaikan oleh pemimpin negeri ini, maka saat ini presiden tidak lagi bisa mengabaikan aspirasi rakyat yang diwakili dan disuarakan para mahasiswa melalui demo besar-besaran. Gelombang demo yang dimotori mahasiswa berhasil menarik berbagai elemen masyarakat seperti kaum buruh dan tani yang hidupnya jauh dari sejahtera untuk ikut turun ke jalan.
Untuk itulah demo mahasiswa masih sangat diperlukan, dan sejarah di Indonesia telah mencatat bahwa demo mahasiswa selalu berhasil mendobrak status quo, bahkan menggulingkan para diktator. Semoga demo saat ini tidak membawa korban jiwa para mahasiswa, polisi bisa menjalankan tugasnya dengan baik, jangan perlakukan mahasiswa sebagai musuh karena merekalah calon-calon pemimpin bangsa. Semoga di antara mereka nanti akan lahir pemimpin yang memiliki hati nurani dan peka terhadap kondisi rakyatnya. Saya juga berdoa semoga SBY tidak meniru Asad dari Suriah yang tega membantai rakyatnya sendiri demi melanggengkan kekuasaannya.
Bravo mahasiswa, selamat berjuang semoga Allah swt selalu melindungi dan meridhoi kalian.
Salam dari Kampus IBII
DR. H Robert Sudaryono
Staf Pengajar
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !