Mahasiswa YPUP Asal NTT Gelar Dialog Akbar - Berita Kampus I Informasi online Mahasiswa
Headlines News :

Info Beasiswa

Info Beasiswa Lainnya... »

Label 1

Komunitas

INFO LOMBA

Info Lomba Lainnya... »
Home » , , » Mahasiswa YPUP Asal NTT Gelar Dialog Akbar

Mahasiswa YPUP Asal NTT Gelar Dialog Akbar

Written By Wacana Kampus on 13 Januari 2013 | 00.09.00

WACANAKAMPUS.com, MAKASSAR--Merespon pesta demokrasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Timur (NTT) yang  akan dihelat Maret mendatang, Gerakan Mahasiswa Nusa Tenggara Timur (Gema NTT) kampus Yayasan Ujung Pandang (YPUP) Makassar menggelar dialog akbar, Sabtu (12/1/13) pagi.

Bertempat di Balai Bahagia kampus YPUP Andi Tonro Makassar, seminar dan dialog yang bertema "NTT Mencari Solusi" itu dihadiri ratusan mahasiswa perwakilan organisasi daerah (organda) kecamatan dan kabupaten se-NTT yang ada di Makassar.  

Dalam sambutannya di sesi pembukaan, ketua Gema NTT YPUP Makassar, Husni Usman, mengatakan bahwa dialog akbar ini dilaksanakan berangkat dari kegelisahan akan posisi NTT yang masih terbelakang hingga hari ini.

"Melalui dialog akbar ini setidaknya kita bisa sama-sama menyatukan langkah untuk turut mengambil bagian dan berkontribusi dalam mengakselerasi pembangunan NTT," ujar putra Flores Timur yang juga mahasiswa jurusan Matematika STKIP YPUP ini. 

Hal yang setidaknya senada juga disampaikan oleh penasehat Gema NTT Makassar, Ir Stephanus Suardi Hiong yang juga menjadi salah satu pembicara pada sesi dialog. 

Dalam sambutannya sebagai penasehat yang sekaligus membuka acara, putra campuran Maumere-Toraja yang kini menjadi legislator  DPRD Kota Makassar ini mengapresiasi langkah yang diambil Gema NTT Makassar sebagai salah satu ikhtiar untuk sama-sama mencari solusi terhadap berbagai masalah yang membelit provinsi yang bertetangga dengan benua Australia itu.

"Untuk membangun NTT, dibutuhkan kesadaran dan kemauan kolektif kita semua. Masalah utama yang melilit NTT hari ini dan menjadi musuh kita semua adalah kemiskinan. Kita tidak membutuhkan orang banyak untuk sebuah perubahan. Dua-tiga orang saja sudah bisa membuat perubahan" kata legislator Makassar Fraksi PDIP ini.

Ia melanjutkan bahwa untuk menjadi agen perubahan yang bisa berkontribusi terhadap pembangunan NTT, setidaknya harus memiliki empat hal yaitu knowledge, life skill, spritiualitas, dan attitude. 

Sebagai pembicara adalah penasehat Gema NTT YPUP Makassar sendiri,  Ir Stephanus Suardi Hiong  (legislator DPRD Kota Makasssar), Dr Pius Nalang S St MKes  dan Dr Buhari Spd Mpd (akademisi) serta Sufirman (aktivis mahasiswa NTT Makassar).
 
Pada sesi seminar, Stephanus Suardi yang berbiara dari sudut pandang sistem tata kelola pemerintahan menjelaskan tentang ciri pemerintahan yang baik dan bersih (clean and good governance) yang kurang dalam tata kelola pemerintahan NTT. Yakni akuntabiliats (accountability), transparansi (transparency), dan partisipasi publik (public participation). 
 
"Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang bisa mengkomunikasikan visi dan misinya dengan baik kepada rakyatnya. Juga pemerintahan yang kreatif dalam mengelola segala sumber yang ada. Ini yang masih kurang di NTT", jelas Stephanus. 

Hal yang hampir senada juga diuraikan oleh Dr Pius Nalang. Berbicara dari kacamata akademisi, Direktur STIKES Gunung Sari Makassar ini menjelaskan bahwa sistem dan tata kelola pemerintahan provinsi NTT tidak terlalu bagus. 

"Padahal hampir semua kabupaten di NTT itu daerah pertanian. Manggarai penghasil Coklat (kakao) dan pisang,  Bajawa penghasil Kopi, tapi tetap saja NTT terbelakang. Mengapa ini terjadi? Ya karena sistem tata kelola pemrintahannya" ujar Pius. 

 Dr Buhari yang juga berbicara dari kacamata akademisi mengulas beberapa keunikan NTT. Diantaranya adalah imej NTT sebagai sebuah provinsi yang terbelakang. Padahal sejak jaman orde lama hingga orde baru jabatan Menteri Keuangan RI dijabat orang NTT. 

"Dalam konteks kedaerahan, mungkin iya (NTT terbelakang), namun sebenarnya dalam konteks nasional, banyak tokoh penting dari NTT", katanya.

Keunikan berikutnya adalah dalam hal pendidikan. Buhari menjelaskan bahwa dari sekitar dua puluh ribu warga NTT yang ada di Makassar, mayoritas adalah mahasiswa. Dengan biaya hidup standar Makassar hari ini, bisa dipastikan bahwa uang yang beredar di Makassar dari mahasiswa NTT berada pada kisaran sepuluh miliar lebih perbulan. 

"Pertanyaannya adalah, mengapa uang sebanyak itu harus ke Makassar? Mengapa tidak ke NTT? Di Makassar ini, banyak yayasan pendidikan yang didirikan oleh putra NTT. Mengapa mereka tidak mendirikan perguruan tinggi di NTT saja?" ujar Buhari dengan nada tanya.
"Banyak orang NTT yang berhasil di luar, namun NTT tetap terbelakang", lanjut Buhari.

Sufirman yang berbicara mewakili aktivis mahasiswa NTT Makassar, menjelaskan mengenai posisi provinsi NTT yang bakal menjadi daerah masadepan Indonesia. Kekayaan alam dan potensi sumber daya yang dimiliki NTT hari ini  yang belum digarap dengan optimal merupakan tabungan masa depan republik ini. Hal ini seharusnya menjadi perhatian segenap komponen masyarakat NTT.
 
 Hal yang paling sederhana adalah dalam pemilihan jurusan kuliah di Universitas atau perguruan tinggi.
Selama ini, ada dua jurusan favorit yang menjadi idaman anak muda NTT ketika kuliah khsususnya di Makassar. Yakni jurusan pendidikan guru dan kesehatan. Padahal tantangan yang dihadapi oleh daerah NTT kedepan adalah masa transformasi dari sebuah daerah agraris berubah menjadi daerah industrialiasasi. 
 
Tentu saja jika hal ini tidak diantisipasi dari sekarang, maka kelak masyarakat NTT hanya akan menjadi penonton dari perubahan daerahnya sendiri, karena tidak memiliki sumber daya manusia di bidang lain selain guru dan kesehatan, kunci Firman.

Dalam konteks pilgub NTT mendatang, aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badko Sulawesi Selatan ini menyarankan agar masyarakat NTT memilih calon pemimpin yang transformatif, yang berpihak pada kepentinga rakyat kecil.

Selama kurang lebih tiga jam, seminar dan dialog yang di moderatori oleh Karolus Widiyopu Deon Spd, berjalan lancar dan iteraktif.
 
Satu hal yang disayangkan adalah dialog akbar pertama yang dihelat mahasiswa NTT menjelang pilgub NTT Maret 2013 mendatang ini tidak mengundang unsur legislatif maupun eksekutif dari jajaran pemerintahan provinsi NTT. Namun, bagaimanapun, ikhtiar untuk menyatukan langkah bersama-sama memikirkan solusi untuk NTT tetap layak diapresiasi. (wk/tribuntimur)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Nasional

More on this category »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Berita Kampus I Informasi online Mahasiswa - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya